SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
Class A. Konsepnya semua sama saja.
Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di
oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class
A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa
digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai
/30.
Kita coba latihan untuk network address
10.0.0.0/16.
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A,
dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000
(255.255.0.0).
Penghitungan:
Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 =
65534 host
Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi
subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
Alamat host dan broadcast yang valid. (tutorialspoint, 2012)
Subnet
Subnet
|
10.0.0.0
|
10.1.0.0
|
…
|
10.254.0.0
|
10.255.0.0
|
Host
Pertama
|
10.0.0.1
|
10.1.0.1
|
…
|
10.254.0.1
|
10.255.0.1
|
Host
Terakhir
|
10.0.255.254
|
10.1.255.254
|
…
|
10.254.255.254
|
10.255.255.254
|
Broadcast
|
10.0.255.255
|
10.1.255.255
|
…
|
10.254.255.255
|
10.255.255.255
|
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B
subnetting class B adalah seperti
dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena
masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan
blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class
C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti
Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30
(kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai
oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst. (University, 2013)
Subnet Mask
|
Nilai CIDR
|
Subnet Mask
|
Nilai CIDR
|
255.255.128.0
|
/17
|
255.255.255.128
|
/25
|
255.255.192.0
|
/18
|
255.255.255.192
|
/26
|
255.255.224.0
|
/19
|
255.255.255.224
|
/27
|
255.255.240.0
|
/20
|
255.255.255.240
|
/28
|
255.255.248.0
|
/21
|
255.255.255.248
|
/29
|
255.255.252.0
|
/22
|
255.255.255.252
|
/30
|
255.255.254.0
|
/23
|
||
255.255.255.0
|
/24
|
Ok, kita coba dua soal untuk kedua
teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask
dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B,
dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000
(255.255.192.0).
Penghitungan:
Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah
banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4
subnet
Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana
y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet
terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet
berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah
0, 64, 128, 192.
Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
|
172.16.0.0
|
172.16.64.0
|
172.16.128.0
|
172.16.192.0
|
Host Pertama
|
172.16.0.1
|
172.16.64.1
|
172.16.128.1
|
172.16.192.1
|
Host Terakhir
|
172.16.63.254
|
172.16.127.254
|
172.16.191.254
|
172.16.255.254
|
Broadcast
|
172.16.63.255
|
172.16.127.255
|
172.16.191.255
|
172.16..255.255
|
untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan
subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B,
dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000
(255.255.255.128).
Penghitungan:
Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126
host
Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi
lengkapnya adalah (0, 128)
Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
|
172.16.0.0
|
172.16.0.128
|
172.16.1.0
|
…
|
172.16.255.128
|
Host
Pertama
|
172.16.0.1
|
172.16.0.129
|
172.16.1.1
|
…
|
172.16.255.129
|
Host
Terakhir
|
172.16.0.126
|
172.16.0.254
|
172.16.1.126
|
…
|
172.16.255.254
|
Broadcast
|
172.16.0.127
|
172.16.0.255
|
172.16.1.127
|
…
|
172.16.255.255
|
202.151.37.0/26 -> IP class C
Subnet Mask: /26 =
11111111.11111111.11111111.11000000 = 255.255.255.192
Menghitung Subnet:
Jumlah Subnet: 22 = 4 Subnet
Jumlah Host per Subnet: 26 – 2 = 62
host
Blok Subnet: 256 – 192 = 64, blok
berikutnya: 64+64 = 128, 128+64 = 192
Jadi blok Alamat Subnet: 0, 64, 128,
192
Host dan broadcast yang valid:
Maka dari perhitungan diperoleh:
Alamat Subnet Mask: 255.255.255.192
Alamat Subnet: 202.151.37.0,
202.151.37.64, 202.151.37.128, 202.151.37.192
Alamat Broadcast: 202.151.37.63,
202.151.37.127, 202.151.37.191, 202.151.37.255
Jumlah host yang dapat digunakan: 4×62
= 248
Alamat Subnet ke-3: 202.151.37.128 (wikipedia, 2016)
Supernetting
Pada Supernet bit Host yang bernilai
nol semua berfungsi sebagai Supernet Address,
bit Host yang bernilai satu semua berfungsi sebagai Broadcast Address.
Pada proses netmasking, IP-Address
untuk Supernet-mask ditentukan dengan mengganti semua bit Network dengan bit 1, dan mengganti semua bit Host
(termasuk bit Host yang dipinjam dari bit Network) dengan bit 0.Contohnya
pembentukan supernet dari gabungan 4 buah jaringan Kelas-C dengan meminjam 2
bit Network, maka komposisi bit 1 dan bit 0 pada proses netmasking :
Sebelum Subnetting :
110nnnnn.nnnnnnnn. nnnnnnnn.hhhhhhhh
Proses netmasking :
11111111 . 11111111 . 11111111. 00000000
Subnet-mask Kls-C : 255
. 255 .
255 . 0
Setelah Supernetting : 110nnnnn.nnnnnnnn. nnnnnnHH.hhhhhhhh
Proses netmasking :
11111111.11111111.11111100.00000000
Supernet-mask : 255
. 255 .
252 . 0
Untuk menghitung nilai desimal dari
Subnet pada proses netmasking di atas, digunakan tabel konversi Biner (jnaephy, 2012)
·
Manfaat dari supernetting adalah : Mempersingkat routing table sebuah router
sehingga menghemat memori pada router tersebut. Jika
pada masing-masing kelas IP (A/B/C) subnetmask sebuah IP address host tidak
default, dan jumlah bit network pada subnetmask tersebut kurang dari jumlah bit
netwok pada subnetmask defaultnya disebut supernetting. Contoh, IP 192.168.100.8/22.
Jelas bahwa IP tersebut termasuk kelas C. Akan tetapi, bit subnetmasknya kurang
dari defaultnya. Dengan demikian, kasus ini menggunakan supernetting.Invalid source specified.
·
Ketentuan perhitungan
jumlah supernet dan hostnya sama dengan perhitungan subnetting.
·
Kegunaan supernetting
adalah untuk menggabungkan jumlah IP yang tidak mencukupi dari sebuah kelas IP
dan menghindari router. Misalnya, untuk kelas C, jumlah host dari networknya
tidak bisa lebih dari 254 IP. Padahal diinginkan 1 networknya 1000 komputer
tanpa menggunakan Router. Nah, di sinilah peranan supernetting diperlukan.
Biasanya, supernetting ini disebut dengan CIDR (classless inter-domain
routing). (Jacob Andrew,
2012)
DAFTAR PUSTAKA
Jacob Andrew, s. (2012, 1 3). Supernet vs. Subnet.
Retrieved from Tech in our everyday life:
http://techin.oureverydaylife.com/supernet-vs-subnet-22355.html
jnaephy. (2012, 1 1). A Plain Blog. Retrieved from A Plain Blog:
http://jnaephy.blogspot.co.id/2012/01/subnetting-dan-supernetting.html
tutorialspoint. (2012, 8 2). IPv4 - Address Classes. Retrieved
from tutorialspoint:
http://www.tutorialspoint.com/ipv4/ipv4_address_classes.htm
University, N. S. (2013). IP address classes. bandung:
http://www.vlsm-calc.net/ipclasses.php.
wikipedia. (2016, 8 13). kelas c. Retrieved from wikipedia:
https://en.wikipedia.org/wiki/IPv4_subnetting_reference
About me
Name: Heny kurniawati
School: SMK Islam 1 Blitar
Motto: Never Give Up
Tidak ada komentar:
Posting Komentar